Wednesday, November 21, 2012

0

I'm Tweeting This

Posted in
Kali ini Prasetiya Mulya Business School mengambil peran strategis dalam mengajak pemuda Indonesia untuk menuangkan idenya tentang globalisasi teknologi yang sudah mengakar di bumi Ibu Pertiwi. Para pemuda Indonesia ditantang untuk beropini atau menceritakan pengalaman pribadinya tentang dampak positif Sosial Media untuk Industri Kreatif. Dalam hal ini tentunya saya tak mau ketinggalan, aku akan bercerita tentang pengalaman pribadi bagaimana penerapan dan pemanfaatan Sosial Media untuk tumbuh kembang suatu bisnis. Dalam hal ini lebih cenderung sebagai startup bussiness. Startup bussiness seperti yang aku alami yaitu seperti ini, awal mula aku mempunyai keinginan untuk mempunyai sebuah usaha sendiri. Usaha kecil-kecilan yang bermodalkan tabungan dari sisa-sisa uang jajan sebagai mahasiswa. Perlahan anmun pasti, bisnis ini aku rintis bersama lima orang teman terdekatku yang awalnya aku berjalan sendiri. Dulu waktu berjalan sendiri untuk merintis sebuah bisnis Distro (Distribution Outlet) yang mempunyai ciri khas Universitas Diponegoro Semarang. Hal ini aku lakukan karena sempat mendapat inspirasi ketika melihat Distro "KDRI (Kementerian Desain Republik Indonesia) milik mas Gembol" asal Malang yang notabene mas Gembol sendiri ialah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang yang berhasil mengikuti passionnya di bidang seni dan desain grafis.
Seperti mendapat angin segar, aku mendapat suntikan optimisme dari teman-teman sekitar saat memaparkan ide gila ini kepada lima orang teman kos saat itu. Mendengar dukungan dan support penuh dari lingkungan sekitar, aku mencoba menyambi rintisan usaha bisnis ini dengan waktu kuliah yang lumayan padat. Padat karena aku harus meluangkan waktu lagi untuk organisasi yang aku ikuti. Tetapi ini bukanlah masalah besar, kalau ada kemauan pasti ada jalan, dalam benak saat itu. Yah kita berenam membagi jobdesk satu-satu dengan sangat terperinci, ada yang sebagai distributor, ada yang menjadi supplier dan bagian marketing. Hari-hari aku jalani dengan diskusi sana-sini dengan beberapa orang yang aku anggap sudah mumpuni di bidang ini. Mulai berkunjung dari kosan satu ke kosan lainnya, dari Semarang atas menuju Semarang bawah sampai aku belain mencari rumah produksi di Kudus yang tempatnya harus ditempuh selama kurang lebih dua jam setengah. Pengalaman menarik ketika aku sudah mempunyai list rumah produksi yang aku dapatkan dengan cara meng-share apa keinginanku dalam suatu forum hingga membuat pengumuman di status facebook bahwa team kita sedang mencari bahan, partner dan rumah produksi. Mungkin tanpa adanya sambungan internet gratis di kampus dan sosial media seperti facebook dan twitter aku akan kehabisan uang, energi dan waktu dalam mencari link atau jaringan yang aku inginkan. Suara status facebook sampai direspon positif oleh teman dari Yogyakarta, Surabaya dan Bandung. Bisa dibayangkan jika tidak ada sosial media bagaimana aku harus mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam waktu yang singkat pula. Harus ke Bandung yang dikenal akan Paris Van Javanya yang menjadi trend center remaja dalam hal berpakaian atau harus ke Yogyakarta dan Surabaya yang dianggap sebagai kota paling cocok untuk ukuran remaja seperti kita. Setelah itu team melaksanakan tugasnya dengan baik, setelah ada desain dan rumah produksi yang siap menampung orderan bisnis kita, maka dengan tanpa disuruh lagi kita membuat akun-akun media promosi dengan memanfaatkan sosial media. Media Promosi awalnya menggunakan layanan gratisan yang diberdayakan olah www.tumblr.com, namun karena keterbatasan kemampuan akhirnya kita beralih ke www.weebly.com yang menurut kita lebih mudah dalam operasionalnya. Sebelum membuat akun website gratis kita juga membuat akun-akun lain seperti facebook, kaskus dan twitter. Kenapa kita repot-repot segala, membuat akun ini dan itu, karena kita terinspirasi oleh bisnis rumahan yang menjajakan kripik kentang ekstra pedas berlevel, sebut saja "Maicih" yang booming dalam sosial media twitter. Kita mengaplikasikan ide ini dan menyebarluaskan kepada konsumen target kita. Target kita adalah para mahasiswa Universitas Diponegoro yang bangga akan almamaternya sendiri. Kita mencoba menumbuhkan sikap percaya diri kepada para mahasiswa dengan menggunakan kaos made in UNDIP. Kita menyebarkan virus-virus UNDIP.is.ME kepada mahasiswa-mahasiswa baik yang sudah memakai toga dan mahasiswa yang masih aktif kuliah. Untuk bukti kongkretnya bisa dilihat di sini : http://undipisme.weebly.com/ sebagai modal awal kami yang belum memiliki etalase toko sendiri. Kita mencoba memperkecil biaya sewa toko dengan modal awal membuat website seperti yang tadi. Dalam hal ini kekuatan sosial media berperan aktif dalam pencapaian  target promosi. Tidak perlu biaya yang banyak, cukup memanfaatkan layanan internet di ruang-ruang terbuka atau di rumah sendiri. Aksesnyapun bisa melalui komputer, netbook atau smartphone yang bisa dibawa kemana-mana. The Power of  Social Media for Creative Industry mungkin cocok untuk sebutan ini, sebutan yang ditujukan untuk dampak positif yang diberikan globalisasi teknologi dan informasi dalam sebuah pencapaian.

0 komentar: